RMS Titanic
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk pengertian lain, lihat
Titanic.
RMS Titanic (juga
SS Titanic) merupakan yang kedua dari tiga
kapal penumpang super yang bertujuan untuk mengawali perniagaan perjalanan
trans-Atlantik. Dimiliki oleh
White Star Line dan dibuat di galangan kapal
Harland and Wolff,
Titanic merupakan kapal uap penumpang terbesar di dunia pada masa peluncurannya. Pada saat
pelayaran pertamanya,
Titanic menabrak
gunung es pada pukul 23:40 (waktu kapal), Minggu,
14 April 1912, dan tenggelam sekitar dua jam empat puluh menit kemudian pada pukul 2:20 pagi hari Senin.
Bencana tersebut mengakibatkan kematian lebih dari 1.500 orang,dan
menjadikannya sebagai bencana laut terburuk semasa zaman dalam sejarah
dan sampai kini paling termashyur.
Titanic dilengkapi dengan
teknologi paling maju pada masa itu dan orang awam percaya bahwa ia
“tidak mungkin tenggelam”. Ia amat mengejutkan bagi orang banyak bahwa
walaupun dengan teknologi modern dan awak kapal yang berpengalaman,
Titanic masih tenggelam dengan jumlah kematian yang tinggi. Kegairahan
media massa mengenai korban terkenal
Titanic, legenda mengenai apa yang terjadi di atas kapal, mengakibatkan
undang-undang laut diganti, dan penemuan kapal yang pecah pada tahun
1985 oleh pasukan yang diketuai oleh Jean-Louis Michel dan
Robert Ballard menjadikan
Titanic terkenal pada tahun berikutnya.
RMS
Titanic (kiri) menjalani uji laut pada 2 April 1912.
Kapal
Titanic merupakan kapal penumpang milik White Star Line, dibangun di galangan kapal
Harland and Wolff di
Belfast,
Irlandia Utara, didisain untuk menyaingi
Lusitania dan
Mauretania milik
Cunard Line.
Titanic, bersama kapal saudara kembarnya
Olympic,
Olympic dan yang akan dibuat
Britannic (pada awalnya dinamakan
Gigantic, bertujuan menjadi kapal paling mewah dan terbesar yang pernah dibuat. Pembuatan RMS
Titanic, dibiayai oleh hartawan Amerika,
J.P. Morgan dan perusahaannya
International Mercantile Marine Co.,
dimulai pada 31 Maret 1909. Badan kapal Titanic selesai diproduksi pada
31 Mei 1911, dan perlengkapan dalam di selesaikan pada 31 Maret tahun
berikutnya. Titanic sepanjang 269
meter (882 kaki 9
inci) dan 28 meter (92 kaki 6 inci) lebar, berat mati 46.328 ton, dan ketinggian dari permukaan
air
ke geladak setinggi 18 meter (60 kaki). Walaupun ia meliputi banyak
ruang dan dengan berat mati yang besar itu, kapal Titanic sama
panjangnya dengan kapal
Olympic.
Titanic dilengkapi dua mesin dengan empat silinder, tiga baling-baling, dan satu
turbin Parsons bertekanan rendah yang menggerakkan tiga baling-baling. Terdapat 29
ketel
dipanaskan oleh 159 perapian batu bara yang mampu menghasilkan
kecepatan sampai 23 knot (43 km/j). Hanya tiga dari empat cerobong kapal
setinggi 19 meter (63 kaki) yang berfungsi; cerobong yang keempat
digunakan sebagai lubang udara, dan untuk memperlihatkan kehebatan
kapal. Kapal Titanic mampu membawa 3.547 penumpang dan awak kapal,
karena ia juga mengirim surat, maka namanya diberi penambahan kata depan
RMS (Royal Mail Ship) dan juga sebagai kapal uap - SS (Steam Ship).
Pada waktu itu, fasilitas dan kemewahannya tidak dapat ditandingi. Ia menawarkan fasilitas
kolam renang,
ruang olahraga,
pemandian Turki,
perpustakaan
dan gelanggang squash. Ruang kelas utama dihiasi seluruhnya dengan
panel kayu, perabotan mewah dan perhiasan yang indah lainnya. Ia
menawarkan tiga lift untuk digunakan penumpang kelas utama dan, satu
inovasi pada waktu itu, satu lift bagi penumpang kelas dua.
Titanic dianggap sebagai puncak arsitektur laut dan pencapaian teknologi. Ia dianggap oleh majalah
Ship Builders sebagai kapal yang "hampir tidak mungkin tenggelam."
Titanic
terbagi atas 16 ruang kedap air dengan pintu yang besi pengunci
elektrik dan akan menutup hanya dengan menekan satu tombol dari dek
kapal; walaupun, sekat kapal tidak menghalangi keseluruhan ketinggian
geladak (hanya sampai Dek-E).
Titanic mampu terapung dengan baik
walau dua ruang tengah dipenuhi air atau empat bagian pertama dipenuhi
air; apabila lebih dari itu maka ia akan tenggelam.
[sunting] Pelayaran pertama
Kapal Titanic memulai pelayaran pertamanya dari
Southampton,
Inggris, dalam perjalanan ke
New York City,
New York, pada
Rabu, 10 April 1912, di bawah kendali Kapten
Edward J. Smith. Ketika
Titanic bergerak meninggalkan tempat berlabuhnya, ombak yang dihasilkan oleh kapal tersebut menyebabkan kapal penumpang
New York, yang berlabuh di dekatnya, putus tali tambatnya dan tertarik hampir (sekitar 4 kaki) dari
Titanic sebelum kapal tunda
New York pergi. Kejadian tersebut baru berhenti setelah satu jam. Selepas menyeberangi
selat Inggris,
Titanic berhenti di
Cherbourg,
Prancis, untuk menurunkan dan mengambil penumpang tambahan dan berhenti sekali lagi di Queenstown (sekarang ini dikenal sebagai
Cobh),
Irlandia, sebelum meneruskan pelayaran ke New York dengan 2.223 penumpang.
Titanic mempunyai tiga bagian kelas penumpang yang dipisahkan. Kelas ketiga juga dikenal sebagai
geladak,
terdiri dari kabin kecil di dek bawah, diisi oleh kebanyakan pendatang
dari inggris yang mengharapkan penghidupan lebih baik di Amerika. Kabin
dan ruang kelas kedua, terletak di bagian belakang, memiliki fasilitas
yang sama dengan kelas satu di kapal lain. Kebanyakan penumpang kelas
kedua pada mulanya menempati kelas satu di kapal yang lain tetapi,
karena tidak tersedianya batu bara, maka dipindahkan ke
Titanic. Kelas utama merupakan bagian kapal yang paling mewah.
Sebagian dari orang yang terkenal turut belayar sebagai penumpang kelas utama. Ini termasuk jutawan
John Jacob Astor dan isterinya
Madeleine Force Astor; pemilik kilang
Benjamin Guggenheim; pemilik
Macy,
Isidor Straus dan isterinya Ida; jutawan
Denver,
Margaret "Molly" Brown; Sir Cosmo Duff-Gordon dan isterinya
Lady Lucille Duff-Gordon;
George Elkins Widener dan istrinya Eleanor; John Borland Thayer,
isterinya Marian dan anak mereka yang berusia tujuh belas tahun, Jack;
wartawan
William Thomas Stead; Countess of Rothes; pembantu presiden
Amerika Serikat Archibald Butt; pengarang dan tokoh masyarakat Helen Churchill Candee; pengarang
Jacques Futrelle, dan isterinya May, dan rekan mereka, editor
Broadway
Henry dan Irene Harris; aktris film bisu Dorothy Gibson; dan yang lain.
Ikut bersama di kelas utama lainnya adalah editor urusan White Star
Line
J. Bruce Ismay yang merencanakan pembuatan
Titanic dan pembuat kapal
Thomas Andrews, yang turut bersama untuk memantau semua masalah dan menilai kinerja keseluruhan kapal baru tersebut.
Pada Minggu malam, 14 April, suhu menurun sampai tahap hampir beku
dan laut tenang. Bulan tidak keluar dan langit cerah. Kapten Smith,
mengetahui peringatan adanya bongkahan gunung es melalui komunikasi
nirkabel semenjak beberapa hari lalu, telah mengubah haluan
Titanic lebih jauh ke arah selatan. Pada hari Minggu pukul 13:45 waktu setempat, pegawai komunikasi nirkabel dari kapal uap
Amerika memberi peringatan bahwa gunung es besar mengapung dalam jalur
Titanic,
tetapi peringatan ini tidak disampaikan ke dek pengawal. Sore itu, satu
lagi laporan mengenai bongkahan gunung es besar yang banyak, kali ini
dari
Mesaba, juga gagal disampaikan ke dek pengawal.
Pada pukul 23:40 waktu setempat ketika berlayar di selatan
Grand Banks di Newfoundland,
pengawas Fredrick Fleet dan Reginald Lee melihat bongkahan gunung es
yang besar tepat di depan kapal. Fleet membunyikan loceng kapal sebanyak
tiga kali dan menelepon dek pengawal memberitahu, "Gunung es, tepat di
depan!"
Opsir Pertama Murdoch langsung mengarahkan kemudi ke
sisi kiri
dan mengurangi kecepatan, kemudian mundurkan mesin kapal. Tabrakan
ternyata tidak dapat terelakkan, dan gunung es terapung tersebut
bergesekan dengan bagian lambung kanan kapal, dan merobek badan kapal di
empat bagian pertama dan mematahkan paku baja di bagian bawah kapal
yang tertutup permukaan air sepanjang sekitar 91 m (300 kaki). Pintu
kedap air baru berhasil menutup rapat saat air sudah memasuki lima
bagian kedap air pertama, lebih satu bagian dari apa yang dapat ditahan
Titanic agar tidak tenggelam. Berat lima bagian kedap air yang dimasuki
air
menarik kapal ke bawah melebihi ketinggian dinding kedap air, kemudian
air memasuki bagian lain. Kapten Smith, merasakan guncangan hantaman
itu, sesampainya ke dek pengawal dan memerintahkan berhenti sepenuhnya.
Setelah pemeriksaan oleh pegawai kapten dan Thomas Andrews, sadar bahwa
Titanic akan tenggelam, dan setelah tengah malam pada 15 April,
perahu penyelamat untuk disiapkan dan panggilan darurat diberitahukan.
Perahu penyelamat pertama, diturunkan pada pukul 00:40 waktu setempat di sebelah
kanan dengan hanya di isi 28 orang penumpang di atasnya.
Titanic
membawa 20 perahu penyelamat dengan kapasitas penuh 1.178 orang
penumpang. Walaupun tidak mencukupi untuk membawa semua penumpang dan
awak kapal,
Titanic membawa cukup perahu penyelamat dan pelampung
karena peraturan yang ditetapkan oleh Lembaga Peraturan Inggris. Pada
masa itu, jumlah perahu penyelamat yang diperlukan ditetapkan menurut
berat mati kapal, bukannya jumlah penumpang yang dibawanya.
Penumpang kelas utama dan kedua dengan mudah bisa mencapai perahu
penyelamat dengan tangga yang menuju terus ke dek perahu tetapi
penumpang kelas ketiga lebih sulit. Banyak terdapat jalur dari bagian
bawah kapal sulit dipahami dan menyulitkan mereka untuk sampai ke perahu
penyelamat. Lebih buruk lagi, penumpang kelas tiga saat pintu dikunci
oleh awak kapal yang menunggu giliran mengizinkan penumpang naik ke
geladak.
Titanic melaporkan posisinya pada 41° 46′ N, 50° 14′ W. Bangkai kapal ditemukan di 41° 43′ N, 49° 56′ W.
Operator radio nirkabel
Jack Phillips dan
Harold Bride sibuk mengirim
CQD, isyarat pertolongan. Beberapa kapal merespon, termasuk
Mount Temple,
Frankfurt dan kapal saudara kembar
Titanic,
Olympic, tetapi semuanya terlalu jauh untuk sampai sebelum Titanic tenggelam. Kapal terdekat adalah
RMS Carpathia milik
Cunard Line
yang sejauh 93 kilometer (58 mil) dan hanya berjarak empat setengah
jam; terlalu lama untuk menyelamatkan lebih dari setengah penumpang
Titanic karena kapalnya sudah tenggelam. Satu-satunya daratan yang menerima isyarat pertolongan
Titanic adalah stasiun
nirkabel di
Cape Race,
Newfoundland.
Pada mulanya, penumpang enggan meninggalkan
Titanic untuk
menaiki perahu penyelamat yang kecil karena merasakan Titanic lebih aman
dan tidak ada tanda-tanda apapun sedang berada dalam bahaya atau pun
tenggelam. Ini menyebabkan kebanyakan perahu penyelamat dilepas dengan
separuhnya kosong; satu perahu yang mampu membawa 40 orang penumpang
dilepas dengan hanya 12 orang penumpang di atasnya.
"Wanita dan anak-anak dahulu" diutamakan untuk menaiki perahu penyelamat,
Opsir kedua Lightoller,
yang mengisi perahu penyelamat di sebelah kiri, hanya memperbolehkan
laki-laki yang diperlukan sebagai pengayuh dan tidak untuk sebab
lainnya; walaupun masih terdapat tempat kosong. Opsir Pertama Murdoch,
yang mengisi perahu di sebelah kanan, memperbolehkan laki-laki naik
apabila wanita tidak ada yang mau naik lagi. Saat kapal semakin
tenggelam, penumpang mulai cemas dan sebagian perahu penyelamat dilepas
dengan penumpang penuh. Pada 02:05 waktu setempat, seluruh bagian depan
haluan kapal tenggelam di bawah air, dan kecuali dua buah perahu, semua
perahu penyelamat lain telah diturunkan.
Sekitar 02:10 waktu setempat, bagian belakang kapal terangkat dari
permukaan air memperlihatkan bagian bawah kapal, kemudi, dan
baling-baling kapal , dan pada pukul 02:17 waktu setempat permukaan air
membanjiri geladak perahu. Keadaan semakin parah saat dua perahu
penyelamat terakhir terapung dari geladak, satu terbalik dan satu lagi
separuhnya telah berisi air. Tidak lama kemudian, cerobong asap paling
depan jatuh, meremukkan sebagian dek pengawal dan mereka yang terapung
dalam air. Di geladak, para penumpang berlari ke arah belakang atau
melompat ke laut dengan harapan dapat sampai ke perahu penyelamat.
Bagian belakang kapal perlahan-lahan terangkat ke atas, dan
barang-barang yang tidak terikat berjatuhan ke laut. Sewaktu bagian
belakang kapal terangkat, sistem eletrik mati dan lampu mulai padam.
Tidak lama kemudian, pada bagian badan kapal yang tidak kuat menahan
beban mengakibatkan Titanic pecah menjadi dua bagian antara dua cerobong
terakhir, dan bagian depan tenggelam sepenuhnya. Bagian belakang kapal
langsung tehempas kembali di permukaan air dan terangkat tegak lurus.
Selepas beberapa saat, pada pukul 02:20 waktu setempat, semuanya
tenggelam ke laut.
Dari sejumlah 2.223 orang penumpang, hanya 706 orang penumpang yang
selamat; 1.517 orang penumpang tewas. Kebanyakan penumpang tewas
disebabkan karena korban terkena
hypothermia dalam air 28 °F
(−2 °C). Hanya dua dari 18 perahu penyelamat yang kembali untuk
menyelamatkan korban dari dalam air selepas kapal tenggelam. Perahu
penyelamat nomor empat kembali dan menyelamatkan lima orang, dua dari
mereka kemudian tewas. Hampir satu jam kemudian perahu penyelamat nomor
empat belas kembali dan menyelamatkan empat orang penumpang yang mana
satu penumpang kemudian tewas juga. Penumpang yang lain berhasil menaiki
perahu penyelamat yang terapung dari geladak. Terdapat perdebatan di
antara penumpang yang selamat. sebagian penumpang yang selamat
berinisiatif untuk kembali, tetapi kebanyakan yang selamat takut bila
perahu penyelamat mereka akan tenggelam akibat dinaiki korban yang
mencoba menaiki perahu mereka atau ditarik oleh
Titanic yang tenggelam, walaupun sebenarnya hanya sedikit tarikan yang ada.
Korban dalam perahu penyelamat.
Kedua bagian kapal tersebut tenggelam dengan cara berbeda. Bagian
depan menancap kira-kira 609 m (2.000 kaki) di bawah permukaan dasar
laut dan mendarat dengan agak perlahan. Sedangkan bagian belakang
tenggelam dengan cepat ke dasar lautan; badan kapal terburai akibat
terdapat udara yang terperangkap di dalam kapal. Bagian belakang kapal
menghantam dasar dengan kecepatan tinggi, terbenam jauh ke dalam lumpur.
[sunting] Diselamatkan
Hampir dua jam setelah
Titanic tenggelam, RMS
Carpathia
tiba di tempat kejadian dan mengambil perahu penyelamat pertama. Dalam
beberapa jam kemudian, mereka yang masih hidup diselamatkan. Di geladak
Carpathia,
doa khusyuk yang singkat untuk yang mereka yang terselamatkan dan untuk
memperingati mereka yang tewas diadakan, dan pada pukul 08:50
AM,
Carpathia menuju ke New York, dan sampai pada tanggal
18 April.
Saat santunan jiwa diberikan, White Star Line menyewa kapal
MacKay-Bennett untuk mengevakuasi jenazah. Sejumlah 338 jenazah akhirnya ditemukan. Kebanyakan jenazah dievakuasi ke
Halifax, Nova Scotia, sedangkan jenazah yang tidak dikenal dikebumikan di
Pemakaman Fairview.
[sunting] Dampak setelah kejadian
kutipan dari Memorandum AL AS berkenaan dengan
Titanic.
Saat berita mengenai malapetaka tersebut tersebar, banyak orang yang terkejut bahwa
Titanic
telah tenggelam dengan jumlah korban tewas yang begitu tinggi walaupun
dilengkapi dengan teknologi yang maju. Surat kabar dipenuhi berita dan
gambaran mengenai malapetaka tersebut dan semuanya tidak henti-hentinya
untuk mendapatkan berita terkini. Banyak kotak amal dibuat untuk
membantu korban dan keluarga mereka, banyak yang kehilangan orang yang
merupakan tulang punggung keluarga, atau dalam kasus penumpang kelas
tiga, semua barang yang mereka miliki tenggelam.
Tenggelamnya kapal itu memberi dampak yang mendalam kepada penduduk Southampton. Menurut
Hampshire Chronicle
pada 20 April 1912, hampir 1.000 keluarga setempat terkena dampaknya
secara langsung. Hampir setiap jalan di daerah Chapel kota tersebut
kehilangan lebih dari satu penduduk dan hampir 500 rumah kehilangan
keluarga.
Sebelum korban yang terselamatkan sampai ke New York, pemeriksaan telah dibuat untuk mengetahui apa yang terjadi atas
Titanic,
dan apa yang dapat dilakukan untuk menghindari terulangnya peristiwa
itu. Senat Amerika Serikat memulai pemeriksaan mengenai musibah
Titanic pada 19 April, sehari selepas
Carpathia tiba di New York dengan yang selamat. Ketua Penyelidikan,
Senator William Alden Smith,
ingin mengumpulkan kesaksian penumpang dan awak kapal saat masih segar
dalam ingatan mereka. Smith juga memerlukan panggilan tertulis
warganegara Inggris untuk pengadilan pada waktu mereka masih berada di
negara Amerika. Pemeriksaan Amerika berlangsung sampai tanggal 25 Mei
Lord Mersey dilantik untuk mengetuai penyelidikan
Dewan Perdagangan Inggris
mengenai musibah tersebut. Pemeriksaan Inggris berlangsung antara 2 Mei
dan 3 Juli. Setiap pemeriksaan mengambil pendapat dari kedua penumpang
maupun ABK
Titanic, dan ABK
Californian dan pakar lain.
Para penyelidik mendapati kebanyakan peraturan keselamatan
ketinggalan zaman dan dengan itu pelbagai langkah keselamatan baru
diberlakukan. Kedua pemeriksaan mengenai musibah tersebut mendapati
kapten dan kapal
Californian gagal memberikan bantuan sewajarnya kepada
Titanic. Pemeriksaan tersebut mendapati bahwa
Californian lebih dekat dengan
Titanic
berjarak 31 km (19,5 mil) yang disayangkan oleh Kapten Lord dan bahwa
Lord seharusnya membangunkan operator nirkabel setelah tembakan suar
dilaporkan kepadanya. Dikarenakan operator nirkabel
Californian tidak bertugas, 29 negara mengesahkan
Akta Radio 1912, yang menyamakan komunikasi radio, terutama dalam keadaan bahaya.
Musibah tersebut turut mendorong
International Convention for the Safety of Life at Sea di
London,
Inggris,
pada 12 November 1913. Pada 20 Januari 1915, persetujuan ditandatangani
oleh organisasi tersebut dan menghasilkan pendirian dan pembiayaan
Patroli Es Internasional, agensi Pegawai Pesisir Amerika Serikat yang
sampai hari ini memantau dan melaporkan lokasi gunung es terapung Lautan
Atlantik yang dapat menjadi ancaman bagi jalur laut trans-Atlantik.
Disetujui juga dalam peraturan baru bahwa semua kapal penumpang perlu
mempunyai perahu penyelamat yang mencukupi bagi semua penumpang di atas
kapal, dan latihan keselamatan yang sesuai dilakukan, dan semua
komunikasi radio dikendalikan 24 jam sehari bersama pusat kendali kedua,
agar tidak terlewatkan panggilan darurat. Sebagai tambahan, disetujui
bahwa tembakan suar berwarna merah dari kapal haruslah dianggap sebagai
tanda darurat dan bahaya.
- Eaton, John P. and Haas, Charles A. Titanic: Triumph and Tragedy (2nd ed.). W.W. Norton & Company, 1995 ISBN 0-393-03697-9
- Lynch, Donald and Marschall, Ken. Titanic: An Illustrated History. Hyperion, 1995 ISBN 1-56282-918-1
- O'Donnell, E. E. Father Browne's Titanic Album. Wolfhound Press, 1997. ISBN 0-86327-758-6
- Quinn, Paul J. Titanic at Two A.M.: An Illustrated Narrative with Survivor Accounts. Fantail, 1997 ISBN 0-9655209-3-5
[sunting] Pranala luar